Perjuangan kembali melanjutkan
kehidupan Islam sangat ketara sejak berakhirnya payung pelindung umat muslim
dan seluruh umat manusia dihapuskan. Khilafah Utsmaniyyah yang khas menjadi
ciri utama kemuliaan Islam, disimbolkan dengan keberadaan daulah yang
menerapkan aturan Islam. Walau kini sejarah mencatat sang "pecemburu
singgasana" yang mengusik daulah berhasil menghapuskannya. Ialah
"Kemal" dengan kebenciannya terhadap Islam dan keagungan Islam
berkonspirasi dengan musuh-musuh Islam.
Berakhirnya daulah Islam
mengawali babak baru yg menyeramkan dengan kedzaliman menimpa umat manusia,
tidak hanya muslim. Kita mengenal banyak tokoh perjuang diberbagai penjuru
dunia. Syaikh Taqiyyudin An Nabhani dari Palestina, Hasan Al Banna dari bumi Mesir.
Kali ini kita akan mengenal sosok
yang dikenal dengan sebutan "Haji Sulong" dari bumi Patani. Beliau
lahir dengan nama Muhammad bin Haji Abdul Karim bin Muhammad bin Tuan Minal.
Dilahirkan dikampung Ru, Patani tahun 1895. Gelaran Haji Sulong didapat karena
beliau anak sulung dalam keluarganya. Sebagaimana para ulama yang kita kenal
pada umumnya beliau memperoleh pendidikan 'ula' nya didapat dari ayahnya
sendiri, Haji Abdul Kadir. Selain itu juga beliau belajar di pondok disebuah
kampung Badar Sungai Pandan didaerah Patani. Belajar Alquran dan
menghafalkannya, mengenal huruf arab melayu dari seorang gurunya. Saat usia 12
tahun belian meninggalkan bumi Patani untuk mengambil ilmu pada Tuan Guru Haji
Wan Ahmad bin Muhammad di Makkah Al Mukarromah. Belajar Tafsir Al Quran,
Hadits, asas-asas ilmu Hukum , fiqh dan lain sebagainya.
Seorang tokoh tentu tak lepas
dari bagaimana pemikirannya serta sumbangsihnya terhadap masyarakat. Sosok Haji
Sulong pun demikian. Beliau menjadi pioner pendidikan di Patani menjadi sosok
Guru mengembara mengajarkan ilmunya. Wilayah Thailand utara sebelum adanya Haji
Sulong sudah berdiri sebuah sekolah yang menganut kurikulum tertentu, sedangkan
Patani belum ada. Hal inilah yang menjadikan Haji Sulong merubah sistem
pesantren yang tengah ada menjadi sekolah berkurikulum. Akan tetapi kondisi
Patani ternyata tidak seperti yang diharapkan. Tahun 1933 perdana Menteri Thai
meresmikan Madrasah al Maarif al Wataniyah Fatani. Namun tidak berjalan lama,
madrasah atas usaha Haji Sulong ditutup paksa oleh pemerintah Thai. salah satu
alasan yang melancarkan aksi nya karena diduga mempersiapkan pemberontakan
terhadap pemerintahan Thai.
Beberapa kitab karangan beliau
dalam bidang pendidikan yang bermanfaat untuk masyarakat muslim khususnya yakni
Khazanah al Jawahir, Cahaya Islam, dan juga Gugusan Cahaya Keselamatan. Gerak
beliau tak berhenti disitu, beliau juga mendirikan sebuah organisasi yang bernama
Heet al Napadh al Lahkan ala Syariat bentuk perlawanan kepada pemerintah yang
semakin hari semakin ganas dengan menghapuskan undang-undang keluarga
Islam,sistem waris, pernikahan, dll. Adanya organisasi ini Haji Sulong berharap
mampu menampung dan juga menyatukan ulama-ulama serta guru agama untuk
mempertahankan Islam.
Mempertahankan ke-Islaman dibawah
penguasa yang dhalim lagi kafir bukanlah perkara gampang. Tercatat perjuangan
beliau sang Haji Sulong berakhir dengan syahid, beliau beberapa kali menjadi
tahanan negara pada tahun 1952 dan juga 1954. Setelah beberapa lama kehilangan
kabar akhirnya pemerintahan Thai -pun tidak henti-hentinya menekan agar
perjuangannya memperjuangkan Islam dihentikan. Masyarakat dibuatnya bergejolak,
dibuat ramai akan kehilangan pejuang muslim dari bumi Patani. Hingga akhirnya
pemerintah kejam membunuh Haji Sulong beserta rekan-rekannya dalam ikatan batu
dan akhirnya dibuanglah ke laut berhampiran pulau Tikus.
Masya Allah,, dalam perjalanan
kehidupan ini begitu banyak realita perjuangan para pembela Islam dihadapkan
pada kita. Mereka tidak memilih untuk bersenang-senang dan mengikuti
pemerintahan dzalim hingga menggadaikan aqidah. Pejuang Islam justru tetap
bertahan walau dalam kondisi bahaya maut sekalipun. Haji Sulong tidak memilih
untuk menyerah dibandingkan harus rela menyakiti saudara seiman. Beliau pejuang
Islam dari bumi Patani. Beliau syahid memilih jalan untuk tetap memerangi
kemungkaran.
Sebagai mahasiswa harusnya kita
malu pada pejuang Islam yang lebih dahulu membela Islam layaknya Haji Sulong.
Beliau mati-matian memperjuangkan Islam di bumi Patani. Lantas, saat kita
menjadi sosok Mahasiswa muslim sudahkah kita ikut andil memperjuangkannya?
0 comments: