KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Investasi
Saham dan Obligasi” dapat diselesaikan dengan lancar sebagai salah satu tugas
matakuliah Pengentar Akuntansi II.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari
pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.
Bitung, Mei 2016
Penulis
Halaman
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………... 2
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………. 3
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar
belakang………………………………………………………….. 4-5
b. Rumusan
masalah………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Investasi Saham……………………………………………….. 6
b.
Jenis-Jenis
Saham…………………………………………………………. 7-8
c.
Teknik Analisis
Investasi Saham………………………………………….. 8-9
d.
Penilaian
Invvestsi Saham………………………………………………… 9
e.
Tujuan Penilaian
Investasi Saham………………………………………… 9
f.
Contoh Kasus
Investasi Saham…………………………………………… 10-14
g.
Pengertian
Investasi Obligasi…………………………………………….... 15-17
h.
Contoh Kasus
Investasi Obligasi………………………………………….. 18-19
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan……………………………………………………………….. 20
b. Saran………………………………………………………………………. 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 21
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Dimasa dewasa ini banyak dari kalangan masyarakat yang
menjalankan kegiatan inventasi. Investasi pada dasarnya
adalah kreatifitas seseorang untuk mendapatkan keuntungan. Dalam berinvestasi
terdapat begitu banyak alternatif yang dapat digunakan oleh masyarakat pemodal
untuk melakukan investasi yang di inginkan, misalnya investasi dapat dilakukan
antara lain menabung, membeli tanah dan bangunan, membeli emas, maupun membeli
surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Namun, dari begitu banyaknya
alternatif investasi, masyarakat pemodal belum terlalu mengetahui alternatif
yang dapat memberikan dia keuntungan yang besar.
Beberapa
orang beranggapan bahwa berinvestasi dengan cara membeli properti, tanah, emas
adalah alternatif investasi yang sangat menjanjikan, padahal berinvestasi di
alternatif ini selain memiliki pengembalian yang rendah juga memiliki risiko
yang cukup besar. Misalnya saja berinvestasi dengan cara membeli properti
(rumah dan tanah), mungkin masyarakat pemodal beranggapan bahwa berinvestasi di
alternatif ini sangat menjanjikan karena harganya semakin lama semakin tinggi
padahal alternatif ini memiliki risiko yang cukup tinggi seperti tergusur
ataupun kebakaran.
Saham
dan obligasi merupakan alternatif investasi yang sangat menjanjikan, namun,
masih banyak masyarakat pemodal yang belum menanamkan kelebihan dananya untuk
berinvestasi di saham dan obligasi di karenakan masyarakat pemodal belum
mengetahui keuntungan yang dapat diberikan saham dan obligasi. Dalam kegiatan investasi tersebut pada umumnya
dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu bursa efek, yang mana dalam
kegiatannya selalu diawasi oleh BAPEPAM. Dalam kegiatan investasi tersebut,
sebagaimana yang kita ketahui bersama pada pasar modal terdapat beberapa
instrument investasi yang sering digunakan sebagai alternatif kegiatan
investasi ini
Secara
sederhana saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan dan
yang menerbitkan kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan yang menerbitkan
kertas tersebut.
Di
Indonesia sampai saat ini semua obligasi yang diterbitkan adalah obligasi atas
Unjuk. Contoh obligasi atas Unjuk dapat dilihat seperti spesimen obligasi yang
bunga 18% pertahun. Kalau diamati tanggal 1 Februari 1997, kupon bunga sebanyak
32 lembar dilampirkan pada obligasi tersebut dan setiap 3 bulan secara
berurutan dapat dilepaskan untuk memperoleh pembayaran. Keseluruhan obligasi
ini mempunyai nilai nominal Rp. 50 Milyar.
Berbeda
dengan obligasi atas Nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik tercantum dalam
sertifikat obligasi beserta kupon bunga. Sedangkan bagi obligasi atas Nama
untuk bunga, nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan
alamat pemilik dicatat perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman
bunga. Kemudian bagi obligasi atas Nama untuk pokok dan bunga, nama pemilik
tercantum dalam sertifikat obligasi, akan tetapi tidak ada kupon dan bunga
langsung disampaikan kepada pemilik yang namanya tercantum diperusahaan emiten.
b.
Rumusan
Masalah
a.
Pengertian
Investasi Saham
b.
Jenis-Jenis
Saham
c.
Teknik Analisis
Investasi Saham
d.
Penilaian
Invvestsi Saham
e.
Tujuan Penilaian
Investasi Saham
f.
Contoh Kasus
Investasi Saham
g.
Pengertian
Investasi Obligasi
Contoh Kasus Investasi
Obligasi
BAB II PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Investasi Saham
Investasi saham adalah pemilihan atau pembelian saham –
saham perusahaan oleh suatu perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan untuk
memperoleh pendapatan tambahan diluar pendapatan dari usaha pokoknya. Dapat
diartikan bahwa saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang
diperbandingkan di bursa efek. Ada beberapa keuntungan, menurut Buletin BES (
1990 ) yang diperoleh seorang investor dengan memiliki saham perusahaan lain,
yaitu :
- Kemungkinan
memperoleh dividen yaitu sebagai keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Istilah dalam perhitungan pembagian dividen adalah
- Dividend Yield, rasio dari dividen yang diberikan oleh pemegang saham
dan harga saham - Dividend Payout Ratio, perbandingan dari dividen
yang diberikan ke pemegang saham dan laba bersih per saham
- Kemungkinan
memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh pemegang saham
dari hasil jual beli saham, berupa selisih nilai jual yang lebih tinggi
dari nilai beli
- Memiliki
hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan oleh perusahaan
- Kemungkinan
memperoleh hak atas saham bonus
- Waktu
kepemilikikan tidak terbatas dan berakhir pada saat investor menjual
kembali saham tersebut di bursa efek
- Memiliki
hak suara dalam RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )
- Adanya
manfaat non financial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh
hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan
Dengan
membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya, kita telah memiliki hak sebagian
kepemilikan atas perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang kita beli maka
semakin banyak pula bagian kepemilikan kita atas perusahaan tersebut. Akan
tetapi, selain keuntungan juga terdapat risiko dalam investasi saham, antara
lain :
- Resiko
Financial: Resiko yang diderita oleh pemodal sebagai akibat dari ketidak
mampuan emiten dalam memenuhi kewajiban pembayaran deviden.
- Resiko
Pasar: Resiko akibat menurunnya harga pasar saham secara keseluruhan
maupun saham tertentu akibat perubahan inflasi, tingkat bunga,
kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan ekonomi maupun manajemen
perusahaan. Risiko pasar mempengaruhi perusahaan – perusahaan secara
keseluruhan.
- Resiko
Psikologis: Resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam
menghadapi perubahan-perubahan pasar. Investor menanggapi perubahan harga
pasar saham berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan
kenaikan atau penurunan harga saham.
b.
Jenis –
jenis Saham
Saham
dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain :
- Berdasarkan
hak kepemilikannya
Common
Stocks )Suatu sertifikat atau piagam yang
memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai
aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk
menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban
menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa ini merupakan
saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar modal. Yang
termasuk dalam jenis saham biasa, antara lain :
- Blue
Chip Stock: Saham
dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock apabila perusahaan
penerbitnya memiliki reputasi yang baik, juga dapat menghasilkan
pendapatan dan konsisten dalam membayar deviden tunai
- Income
stock: Saham yang memilik kemampuan dalam
membagi devidennya lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan
pada tahun-tahun sebelumnya
- Growth
Stock ( Well Known ): Jika
emiten merupakan pimpinan didalam industri dan selama beberapa tahun
terakhir berturut-turut mampu menghasilakan hasil di atas rata-rata emiten
saham ini, biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publikasi yang
tampak glamour dalm memperbaiki peningkatan atau penurunan harga saham
- Growth
Stock ( Leasser-Known ): Pemilik
saham yang pada umumnya tidak menjadi pemimpin dalam individunya. Namun
mampu mampu menghasilakan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan
rata-rata tahun terakhir
- Saham
Spekulatif ( Speculative Stock ): Saham
yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari
tahun ketahun, Namun memilik potensi untuk mendapatkan penghasilan yang
baik di masa yang aan datang
- Saham
Bersiklus ( Cylical Stock ): Perkembangan
saham yang menikuti situasi ekonomi makro atau kondisi bisnissecara umum
selain pada saat ekonomi makro sedang mengalami ekspansi
- Saham
Bertahan (Defensive atau Counter Cyclical Stock ): Jenis saham yang tidak mungkin terpengaruh oleh kondisi
kondisi ekonomi karo maupun situasi bisnis secara umum
StMempunyai karakter gabungan antara obligasi dengan saham
biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena
memiliki klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian deviden terlebih
dahulu. Pemegang saham preferen berhak menukar saham preferen yang dipegangnya
dengan saham biasa dan pemiliknya akan memiliki hak lebih dibandingkan dengan
pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu .
Ada beberapa jenis saham preferen :
- Saham
Preferen Kumulatif dan Nonkumulatif - Kumulatif: Hak untuk mendapatkan
deviden pada setiap tahun dengan mengabaikan laba atau rugi -
Nomkumulatif: Kebalikan dari saham preferen kumulatif, hak untuk
mendapatkan deviden pada setiap tahun dengan mengalami laba setiap
tahunnya
- Saham
Preferen Partisipasi dan Nonpartisipasi - Partisipasi: Hak untuk
mendapatkan tambahan deviden apabila ada kelebihan deviden setelah
dibagikan kepada hak saham biasa dan preferen
- Nonpartisipasi
: Hak untuk tidak mendapatkan tambahan deviden apabila ada kelebihan
deviden
2.
Berdasarkan Cara Peralihannya
- Saham
yang diterbitkan tanpa disertai pencantuman nama pemegangnya, sehingga
pemiliknya sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkan pada orang
lain.
- Kebalikan
dari saham atas unjuk yaitu saham yang diterbitkan disertai dengan
pencantuman nama pemegangnya, dan cara peralihannya melaui prosedur
tertentu. Dan jenis saham yang terbaru yang diperdagangkan dalam BEI
adalah ETF (Exchange Trade Fund ) yaitu gabungan reksadana terbuka dengan
saham dan pembelian di di bursa. ETF dibagi menjadi 2, yaitu : - ETF
Index, menginvestasikan dana kelolaaanya dalam sekumpulan portofolio efek
yang terdapat pada satu index tertentu dengan proporsi yang sama - Close
and ETFS, Fund yang diperdagangkan dibursa efek yang berbentuk perusahaan
investasi tertutup dan dikelola secara aktif
c.
Teknik
Analisis Investasi Saham
Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar yang
harus diketahui oleh pemilik modal ataupun para investor. Teknik yang benar
dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Ada
banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, antara lain :
a) Analisis Fundamental
Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan
suatu perusahaan. Dengan analisis ini para investor dapat mengetahui bagaimana
operasional suatu perusahaan yang nantinya akan menjadi milik investor. Data
yang digunakan adalah data historis, yaitu data yang telah terjadi dan
mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan
keuangan sebenarnya pada saat analisis dilakukan. Investor akan mempelajari
laporan keuangan perusahaan, yang terdiri dari neraca, laporan rugi/laba serta
laporan perubahan modal. Selain itu kita juga bisa melihat kebijakan-kebijakan
apa yang akan direncanakan oleh perusahaan. Untuk melakukan analisis
fundamental maka terdapat dua metode yang dapat dilakukan dalam menyaring saham
yang dapat kita jadikan sebagai pusat perhatian :
TOP Down
Mengawali analisa pada kondisi ekonomi makro dan menganalisa
sektor – sektor industri mana saja yang terpengaruh atau tidak oleh kondisi
makro ekonomi tersebut. Lamkah selanjutnya melakukan analisa lanjutan terhadap
sektor – sektor industri mana yang memiliki kinerja yang baik dan baru kemudian
emilih saham perusahaan mana yang memiliki kinerja terbaik dalam sektor
tersebut
Bottom
– Up
Memulai analisa dari saham - saham perusahaan mana yang
memiliki kinerja yang baik, kemudian mengelompokkan menurut sektor industrinya,
lalu dianalisa sektor industri mana yang berkinerja paling baik. Dan kemudian
memperbandingkan kondisi makro terhadap sektor industri tesebut, sehingga
sektor industri yang dipilih akan benar – benar menjadi alternatif terbaik dan
mempresentasikan saham mana yang pantas kita pilih untuk investasi
b) Analisis Teknik
Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan
biasanya data yang digunakan berupa grafik, atau program komputer. Meskipun
analisis teknikal paling banyak digunakan oleh investor, tetapi
kenyataannya dalam berbagai penelitian di pasar modal Indonesia cenderung
menggunakan analisis fundamental. Sementara penelitian yang menggunakan
analisis teknikal hanya melakukan analisis teoritis. Analisis teknikal akan
tepat digunakan apabila kondisi pasar modal tidak efisien . Analisis Teknikal
berdasarkan pada tiga prinsip utama:
- Segala
sesuatunya tercermin pada harga pasar
- Harga
bergerak dalam suatu tren
- Pola
tindakan pasar berulang
c) Analisis Ekonomi
Indikator yang digunakandalam analisis ekonomi adalah GDP (
Gross Domestic Product). Bagus atau tidaknya pertumbuhan ekonomi dilihat dari
kesejahteraan masyarakat serta diikuti dengan kegiatan pasar modal.
d) Analisis Rasio Keuangan
Analisis
rasio keuangan dibagi menjadi beberapa jenis :
- Rasio
Likuiditas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam jangka
waktu pendek
- Rasio
Solvabilitas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam jangka
panjang
- Rasio
Aktivitas, menunjukan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang
dimilkinya
- Rasio
Rentabilitas, menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan
- Rasio
Pasar, menunjukan informasi penting dalam perusahaan yang ditunjukan dalam
bentuk basis per saham
d.
Penilaian
Investasi Saham
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses
pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai
ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu. Halim (2003) dalam Astuti
(2006:31) menyatakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam penilaian saham,
yaitu :
- Pendekatan
Nilai Intrinsik Nilai
intrinsik saham adalah nilai nyata ( True Value ) atau seharusnya dari
saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan. Dan
calon investor menghitung nilai intrinsik saham untuk memutuskan strategi
investasinya
- Pendekatan
Nilai Pasar Mempertimbangkan
suatu harga saham individual dibandingkan dengan indikator – indikator
lain di pasar saham . Jika seorang analis yakin bahwa suatu saham adalah
lebih berharga menurut harga pasar daripada harga yang diminta, maka
pembelian saham dapat direkomendasikan.
- Pendekatan
Nilai Buku Nilai buku perlembar saham
adalah nilai aktiva bersih ( Net Assets ) yang dimiliki pemilik dengan
memilih satu lembar saham. Dan nilai buku dilihat dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan
e.
Tujuan
Penilaian Saham
Ada
beberapa tujuan dari penilain saham yang dilakukan oleh investoe atau pemilik
modal, antara lain:
- Penilaian
saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ atau
dijual akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return
yang diharapkan.
- Untuk
memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham suatu perusahaan
yang akan digunakan untuk rujukan manajemen sebagai pertimbangan kebijakan
atas saham perusahaan bersangkutan.
- Berguna
untuk mencari harga wajar suatu saham.
- Digunakan
untuk membedakan nilai saham menjadi nilai buku, nilai pasar, dan nilai
intrinsik.
- Untuk
melihat kinerja suatu perusahaan.
f.
Contoh
Kasus Investasi Saham
Pada tanggal 2 Januari 2012, PT X
membeli 40% saham yang beredar PT Y. PT Y melaporkan laba bersih sebesar Rp
725.000.000 dan mengumumkan deviden sebesar Rp 205.000.000 selama tahun 2012.
Berapakah jumlah penyesuaian yang akan dilakukan oleh PT X terhadap
investasinya pada saham PT Y dengan metode ekuitas?
|
||||
Investasi dalam saham PT Y
|
4,000,000,000
|
|||
Kas
|
4,000,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
dimisalkan 40% dari seluruh saham
PT Y adalah Rp 4.000.000.000
|
||||
Investasi dalam saham PT Y
|
290,000,000
|
|||
Laba
dari saham PT Y
|
290,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
40% (Rp 725.000.000) = Rp
290.000.000
|
||||
Piutang deviden
|
82,000,000
|
|||
Investasi dalam saham PT Y
|
82,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
40% (Rp 205.000.000) = Rp
82.000.000
|
||||
Pada tanggal 2 Januari 2012, PT A
membeli 25% saham yang beredar PT B. PT B melaporkan rugi bersih sebesar Rp
250.000.000 dan mengumumkan deviden sebesar Rp 40.000.000 selama tahun 2012.
Berapa jumlah penyesuaian yang aka dilakukan oleh PT A terhadap investasinya
pada saham PT B dengan metode ekuitas?
|
||||
Investasi dalam saham PT B
|
2,500,000,000
|
|||
Kas
|
2,500,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
Dimisalkan 25% dari seluruh saham
PT B adalah Rp 2.500.000.000
|
||||
Rugi dari saham PT B
|
62,500,000
|
|||
Investasi dalam saham PT B
|
62,500,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
25% (Rp 250.000.000) = Rp
62.500.000
|
||||
Piutang deviden
|
10,000,000
|
|||
Investasi dalam saham PT B
|
10,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
25% (Rp 40.000.000) = Rp
10.000.000
|
||||
Pada tanggal 1 Maret, PT Refa
memperoleh 4.000 lembar dari 50.000 lembar saham biasa yang beredar PT Refi
seharga 40,5 ditambah biaya komisi sebesar Rp 150.000. Pada tanggal 8 Juli,
deviden tunai sebesar Rp 1.750 per lembar dan deviden saham 2% diterima. Pada
tanggal 7 Desember, 1.000 lembar saham dijual seharga 52,5 dikurangi biaya
komisi Rp 55.000
|
||||
Investasi dalam saham PT Refi
|
16,200,000
|
|||
Biaya komisi
|
150,000
|
|||
Kas
|
16,350,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
4.000 x 40,5 x 100% = Rp
16.200.000
|
||||
Biaya komisi = Rp 150.000
|
||||
Kas = Rp 16.350.000
|
||||
Kas
|
7,324,000
|
|||
Pendapatan deviden
|
7,000,000
|
|||
Deviden
saham
|
324,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
Rp 1.750 x 4.000 = Rp 7.000.000
|
||||
2% (Rp 16.200.000) = Rp 324.000
|
||||
Kas
|
5,195,000
|
|||
Biaya Komisi
|
55,000
|
|||
Investasi dalam saham PT Refi
|
4,050,000
|
|||
Laba
penjualan saham PT Refi
|
1,200,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
1.000 x 5.250 = Rp 5.250.000
|
||||
1.000 x 4.050 = Rp 4.050.000
|
||||
Laba = Rp 1.200.000
|
||||
PT Merah memperoleh 70.000 lembar
saham biasa PT Putih dengan total biaya Rp 1.960.000.000 sebagai investasi
jangka panjang. PT Putih memiliki 280.000 lembar saham biasa yang beredar. PT
Merah menggunakan metode ekuitas untuk investasi tersebut. PT Putih
melaporkan laba bersih Rp 3.000.000.000 untuk periode berjalan. PT Putih
membayar deviden tunai Rp 3.800 per lembar biasa selama periode
berjalan.
|
||||
Investasi dalam saham PT Putih
|
1,960,000,000
|
|||
Kas
|
1,960,000,000
|
|||
Investasi dalam saham PT Putih
|
750,000,000
|
|||
Laba
dari saham PT Putih
|
750,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
70.000/280.000 x 3.000.000.000 =
Rp 750.000.000
|
||||
Kas
|
266,000,000
|
|||
Investasi dalam saham PT Putih
|
266,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
Rp 3.800 x 70.000 = Rp 266.000.000
|
||||
PT Jasmine merupakan perusahaan
yang menjual produk produk kecantikan dalam jumlah grosir.
|
||||
3 Jan'10 Membeli 4.000 lembar
saham biasa yang beredar milik PT Mawar pada harga 55 ditambah biaya komisi
dll Rp 480.000. PT Mawar memiliki 100.000 lembar saham
|
||||
Investasi dalam saham PT Mawar
|
22,000,000
|
|||
Kas
|
22,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
4.000 x 55.000 = Rp 22.000.000
|
||||
2 Jul'10 Menerima deviden rutin Rp
1.250 per lembar dari PT Mawar
|
||||
Kas
|
2,500,000
|
|||
Pendapatan deviden
|
2,500,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp
2.500.000
|
||||
5 Des'10
|
||||
Kas
|
2,900,000
|
|||
Pendapatan deviden
|
2,900,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp
2.500.000
|
||||
Rp 100 x 4.000 = Rp 400.000
|
||||
2 Jan'11 Memperoleh hak pengendali
dari PT Melati dengan membeli 32.000 lembar saham seharga Rp 540.000.000
langsung dari pendiri PT Melati. PT Melati memiliki 128.000 lembar saham yang
beredar.
|
||||
Investasi dalam saham PT Melati
|
540,000,000
|
|||
Kas
|
540,000,000
|
|||
6 Jul'11 Menerima deviden tunai
rutin Rp 1.250 per lembar dan deviden saham 4% dari PT Mawar
|
||||
Kas
|
11,300,000
|
|||
Pendapatan deviden
|
2,500,000
|
|||
Deviden
saham
|
8,300,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp
2.500.000
|
||||
4% x 4.000 x Rp 55.000 = Rp
8.800.000
|
||||
23 Okt'11 Menjual 800 lembar saham
PT Mawar Rp 68.000. Pialang mengurangi biaya komisi dan lain lain Rp 140.000,
dan membayar sisanya.
|
||||
Kas
|
54,260,000
|
|||
Biaya komisi
|
140,000
|
|||
Investasi dalam saham PT Mawar
|
44,000,000
|
|||
Laba
penjualan saham PT Mawar
|
10,400,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
800 x Rp 68.000 = Rp 54.400.000
|
||||
800 x Rp 55.000 = Rp 44.000.000
|
||||
Laba = Rp 10.400000
|
||||
10 Des'11 Menerima deviden dengan
jumlah baru yaitu Rp 1.500 per lembar dari PT Mawar
|
||||
Kas
|
2,400,000
|
|||
Pendapatan deviden
|
2,400,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
6/12 x Rp 1.500 x 3.200 = Rp
2.400.000
|
||||
31 Des'11 Menerima deviden tunai
sebesar Rp 38.000.000 dari PT Melati. PT Melati melaporkan laba bersih
sebesar Rp 260.000.000 pada tahun 2011. Gunakan metode ekuitas.
|
||||
Kas
|
38,000,000
|
|||
Investasi dalam saham PT Melati
|
38,000,000
|
|||
Investasi dalam saham PT Melati
|
65,000,000
|
|||
Laba
dari saham PT Melati
|
65,000,000
|
|||
Perhitungan :
|
||||
32.000/128.000 x Rp 260.000.000 =
Rp 65.000.000
|
g.
Pengertian
Obligasi
Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal yang
harus dikeluarkan untuk investasi obligasi relatif cukup besar untuk investor
individu. Nilai obligasi yang diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang
cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar. Masa berlaku obligasi tergantung kepada
lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10 tahun.
Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil pengaruhnya terhadap
tingkat suku bunga. Semakin panjang durasinya maka semakin sensitif terhadap
perubahan suku bunga. Anda dapat menjual obligasi yang Anda miliki pada pihak
lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai atau harga pasar sebelum obligasi
tersebut jatuh tempo.
Perubahan harga obligasi di pasar
sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan persepsi terhadap resiko.
Harga obligasi di pasar modal dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai
parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya memberikan keuntungan dari
pembayaran bunga tetap (kupon), tapi Anda juga memiliki peluang untuk
medapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual). Suatu
obligasi dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh tempo) dengan harga
yang lebih atau kurang dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar. Siapa yang
memiliki obligasi pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran kembali
sejumlah nilai pari tersebut. Harga-harga obligasi dapat berfluktuatif oleh
karena beberapa hal, seperti : tingkat bunga yang dibayar obligasi, tingkat
kepastian pembayaran kembali atau kondisi ekonomi secara keseluruhan terutama
tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat suku bunga bank.
Umumnya nilai kupon obligasi akan
lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito, tetapi lebih rendah dari suku
bunga pinjaman (kredit) bank. Harga obligasi akan berfluktuasi, besarnya
fluktuasi tergantung kepada permintaan, penawaran dan suku bunga yang terjadi
di pasar. Harga obligasi berkorelasi negative dengan tingkat suku bunga. Faktor
lain penurunan harga dari obligasi dapat berasal dari peningkatan resiko
perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Resiko gagal bayar pada sebuah
obligasi tercermin dalam peringkat (rating) dari obligasi tersebut.
Didalam prospektus yang disampaikan kepada para
calon investor, disajikan ringkasan fakta dan pertimbangan-pertimbangan
penting. Misalnya tentang anggaran dasar perusahaan, bidang usaha perusahaan
termasuk mencantumkan jumlah nominal obligasi dan tujuan penggunaanya.
Data-data penting seperti laporan keuangan terbaru dilampirkan secara utuh. Riwayat
singkat emiten dan para pemegang saham, struktur perusahaan, kegiatan dan
prospek usaha. Pada bagian awal prospektus akan dituliskan ringkasan penawaran
umum yang akan menjelaskan identitas obligasi tersebut.
Pada umumnya, semakin panjang
waktunya maka akan semakin tinggi tingkat bunga yang ditawarkan untuk menutupi
resiko tambahan yang dikarenakan jangka waktu investasi yang sangat panjang.
Hubungan antara tingkat suku bunga yang dibayarkan suatu obligasi (jangka
pendek maupun jangka panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh temponya disebut
kurva hasil (Yield Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor dapatkan
dari hasil menananmkan uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi
menyatakan yield saat ini (current) dalam presentase. Para investor menggunakan
current yield untuk membandingkan nilai relatif suatu obligasi.
YTM (Yield To Maturity) adalah cara untuk memprediksi
keuntungan dalam suatu jangka waktu. YTM menghitung tingkat bunga obligasi yang
dihubungkan dengan harga, dengan selisih harga penjualan terhadap nilai pari,
dengan tahun-tahun tersisa hingga obligasi tersebut jatuh tempo. Nilai YTM
ditentukan oleh tiga hal yaitu jumlah pembayaran yang diterima secara periodik,
harga perolehan serta jangka waktu jatuh tempo.
Biasanya,
Obligasi diterbitkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
·
Tanggal
jatuh tempo (maturity date) obligasi, yaitu tanggal yang sudah ditetapkan oleh
peminjam untuk melunasi hutangnya. Walaupun ada tanggal jatuh tempo yang
tercantum dalam suatu obligasi bukan berarti Anda harus memegang obligasi
tersebut hingga jatuh tempo, karena Anda dapat memperjualbelikannya pada pasar
obligasi.
·
Tingkat
bunga (coupon rate) obligasi, yaitu tingkat bunga yang akan dibayarkan kepada
Anda secara periodik. Tingkat bunga yang diberikan dapat tetap (bunga yang
dibayarkan kepada Anda adalah tetap setiap tahun) atau tingkat bunga mengambang
(bunga yang dibayarkan akan disesuaikan secara periodik).
·
Nilai
nominal (face value atau par value) obligasi yaitu sejumlah uang tertentu yang
dipinjamkan kepada perusahaan tersebut, jumlah ini yang akan menjadi pokok
pinjaman.
Seperti
yang telah dikatakan sebelumnya, obligasi dapat dikeluarkan baik oleh
perusahaan maupun pemerintah.
Obligasi pemerintah memiliki tingkat keamanan tertinggi
(savereign risk) karena pemerintah memiliki kemampuan untuk membebankan pajak
dan mencetak uang. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah biasa dikenal
sebagai obligasi ritel /ORI.
Tapi ketika Anda hendak memutuskan untuk memilih obligasi
perusahaan, pilihlah selalu dari obligasi yang memiliki peringkat tertinggi
terlebih dahulu. Peringkat ini mencerminkan resiko kegagalan dalam membayar
bunga atau pokok.
Peringkat AAA memiliki resiko paling rendah, lalu disusul
AA, A, BBB dan seterusnya sampai D yang menandakan bahwa obligasi tersebut
sudah gagal bayar (wanprestasi). Selain resiko kegagalan seperti di atas, ada
beberapa resiko lagi yang terdapat dalam obligasi seperti : resiko suku bunga,
resiko kesempatan investasi kembali (re-investment risk) dan lain-lain.
a. Resiko suku bunga
Harga Obligasi bergerak berlawanan arah (berkorelasi
negatif) dengan pergerakan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi
turun. Misalkan Anda memiliki obligasi pemerintah senilai Rp. 5.000.000,-
dengan tingkat bunga 10%. Anda membeli obligasi tersebut awal tahun 2005. Namun
sejak tahun 2008 pemerintah menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga 15%.
Bunga yang Anda terima tetap 10% sementara orang lain mendapatkan bunga yang
lebih tinggi dari hari ini yaitu 15%. Dengan demikian berapa harga yang akan
pemodal tawarkan kepada Anda sebagai pemegang obligasi tersebut ? Sudah tentu
harganya akan lebih rendah dari Rp. 5.000.000,- karena obligasi yang Anda
miliki memberikan bunga yang lebih rendah dari tingkat bunga obligasi di pasar.
Semakin panjang tanggal jatuh tempo obligasi, semakin tinggi resiko suku bunga
yang terdapat dalam obligasi tersebut karena fluktuasi suku bunga lebih tinggi
dalam jangka panjang.
b. Resiko inflasi
Resiko berikutnya adalah resiko inflasi. Anda harus
memperhatikan kondisi ekonomi dari waktu ke waktu untuk dapat mengamati
pergerakan laju inflasi. Jika Anda melihat kemungkinan akan naiknya inflasi,
maka juallah obligasi yang Anda pegang secepatnya karena bila inflasi meningkat
maka suku bunga juga akan meningkat. Sebab jika Anda memegang obligasi yang
memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, Anda akan kehilangan daya beli dari
bunga yang Anda terima.
c. Resiko lainnya
Resiko lainnya adalah resiko kesempatan investasi kembali
(reinvestment risk) Anda tidak dapat berharap kondisi investasi saat itu sama
dengan ketika Anda membeli obligasi tersebut pertama kali, khususnya bila Anda
membeli obligasi untuk jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan politik
dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat Anda hendak menginvestasikan
kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Dan ada juga beberapa jenis
obligasi yang memiliki fitur call, yang berarti perusahaan penerbit obligasi
tersebut berhak untuk membeli kembali (buy back) obligasi pada harga tertentu
(call price) sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Untuk obligasi yang
berdenominasi mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi nilai tukar
valuta asing terhadap rupiah menjadikan resiko ini harus diperhatikan dengan
baik, agar investasi Anda terlindung dari kerugian akibat selisih kurs.
h.
Contoh
Kasus Obligasi
PT. Inci Tbk pada tanggal 1
Januari 2008 membeli 500 lembar obligasi, bunga 7% per tahun dengan nominal Rp.20.000
per lembar dari PT. Batra Tbk, dengan bunga efektif rata-rata sebesar 8%. jatuh
tempo pada tanggal 1 Januari 2013. Kupon bunga obligasi dibayarkan tiap tanggal
1 Januari dan 1 Juli. Diminta:
a) Buatkan perhitungan pembelian obligasi dan jurnalnya
?
b) Buatkan tabel dan perhitungan Amortisasi
obligasi dengan metode bunga efektif ?
a).
Perhitungan dan Jurnal:
faktor Nilai tunai obligasi
= ____1____ =
0,68058
(1 + 0,08)5
faktor nilai tunai bunga obligasi
= 1 - 0,68058 =
3,99271
0.08
Nilai tunai Obligasi = 0,68058 x
Rp.10.000.000 =
Rp 6.805.800
Nilai tunai bunga Obligasi = 3.99271
x (7% x 10.000.000) = Rp 2.794.897
Harga Perolehan Obligasi
= Rp 9.600.897
Jurnal:
Investasi Obligasi PT. Inci Tbk
Rp 9.600.897
Kas
Rp 9.600.897
b) Tabel Amortisasi
TABEL AKUMULASI DISAGIO OBLIGASI
Metode Bunga Efektif dengan tarif sebesar 8%
|
||||
Tahun
|
Bunga
Efektif
|
Bunga
Obligasi
|
Akumulasi
Disagio
|
Nilai Buku
Obligasi
|
9.600.697
|
||||
2008
|
768.056
|
700.000
|
68.056
|
9.668.753
|
2009
|
773.500
|
700.000
|
73.500
|
9.742.253
|
2010
|
779.380
|
700.000
|
79.380
|
9.821.633
|
2011
|
785.730
|
700.000
|
85.730
|
9.907.363
|
2012
|
792.590
|
700.000
|
92.590
|
10.000.000
|
Perhitungan
Tahun 2008 = 12/12 x 8% x 9.600.697 = 768.056
Tahun 2009 = 12/12 x 8% x 9.668.753 = 773.500
Tahun 2010 = 12/12 x 8% x 9.742.253 = 779.380
Tahun 2011 = 12/12 x 8% x 9.821.633 = 785.730
Tahun 2012 = 12/12 x 8% x 9.907.363 =
792.590
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dibutuhkan
analisis saham yang bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham dan
kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham tersebut.nilai
intrinsik menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham
tersebut.pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1.
Apabila
nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
undervalued (harganya terlalu rendah)dan karenanya seharusnya dibeli atau
ditahan Apabila saham tersebut telah dimiliki.
2.
Apabila
nilai intrinsik < harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal) dan karenanya seharusnya dijual.
3.
Apabila
nilai intrinsic = harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai wajar
harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Model
penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi
atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraan
tentang harga saham.variabel-variabel ekonomi tersebut seperti laba
perusahaan,dividen yang dibagikan,variabilitas laba dan sebagainya.
b.
Saran
Mengidentifikasikan
suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang adalah tujuan utama
dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat menemukan sinyal
untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan analisis saham
hanya ada beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga saham
(atau instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist)
memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga
terendah dan harga penutupan.
Harga
saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-angsur
sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa
juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa
harga saham dan mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para
chartist berpedoman pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren
tertentu dan kedua, tren ini akan terus berlangsung hingga terdapat suatu
kejadian yang membuat tren akan berubah.
DAFTAR
PUSTAKA
*
http://www.belajarinvestasi.net/saham/kamus-istilah-dalam-saham-glossary
*
http://bisnistradingonline.blogspot.co.id/2010/03/karakter-tiap-saham-berbeda.html
*
http://www.bisnisemas1.com/jenis-jenis-saham.htm
*
http://ihsansaidi.blogspot.co.id/2013/07/makalah-saham.html
*
http://dksaragih.com/hukum/perusahaan/peralihan-hak-atas-saham/
logam mulia paling cocok buat invest jangka panjang. hatur nuhun.
ReplyDelete