1.1.
Latar Belakang
Sejalan dengan terjadinya
kerusakan lingkungan maka orang berpikir dan berusaha bagaimana mencegah dan
menanggulanginya. Bahkan orang berupaya untuk dapat tetap
mempertahankan kualitas lingkungan agar kesejahteraannya dapat tetap
terjamin dengan mendalami IPTEK yang terus meningkat seiring dengan berjalannya
kebutuhan manusia.
Lingkungan sebagai suatu biosphere
sangat menentukan eksistensi makhluk hidup yang berada di dalamnya. Makhluk
hidup yang beranekaragam , termasuk manusia, mempunyai tingkat adaptasi
terhadap perubahan lingkungan yang berbeda-beda, sebab setiap makhluk hidup
mempunyai tingkat kerentanan dan kemampuan yang tidak sama dalam
merespons perubahan di lingkungannya. Diantaranya makhluk hidup yang
lain, manusia yang paling cepat menyikapi perubahan yang terjadi
dilingkungannya. Menurut Jacob (1999) sudah galib kiranya bahwa manusia tahu
lebih banyak tentang sesuatu yang dekat dengannya, dalam waktu dan ruang dari
pada yang jauh. Hal ini termasuk pengetahuan tentang lingkungan. Oleh karenanya
di dalam pengelolaan lingkungan di perlukan pengembangan ethnical wisdom
atau kearifan local dari penduduk setempat dalam pengelolaan lingkungan dan
sumberdaya alam yang ada di dalamnya.
Berdasarkan atas pengetahuan
tersebut makakonservasi yang di lakukan penduduk setempat terhadap
lingkungan atau sumberdaya alam memiliki harapan yang besar
untuk berhasil. konservasi dalam praktinya banyak
di kaitkan dengan upaya pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan. secara sederhana konservasi diberi
pengertian tentang upaya pemanfaatan lingkungan dan atau sumberdaya
alam yang di lakukan saat ini,tetapi tetap mempertahankan
keberadaanya di waktu mendatang.keberadaan dalam hal ini tidak hanya
dalam arti kualitas tetapi juga dalam arti kuantitas. Oleh karenanya
konservasi akan dapat menghasilkan kelestarian.adanya
kelestarian terhadap sumberdaya alam dan lingkungan akan menjamin
terciptanya penmaatan yang berlanjut sehingga pembangunan
berkelanjutan atau sustainable development dapat terwujud.
Kelanjutan
pembangunan sangat diharapkan dalam seluruh
sector pembangunan. Sebab setiap Sector mempunyai
peranan dalam menentukan kesejahteraan pada khususnya
dan seluruh kehidupan umat manusia pada umumnya
di waktu kini dan masa mendatang.
Sumber
daya alam utama yaitu, tanah dan air mudah mengalami kerusakan atau degradasi.
Tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu, sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan
dan sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan.
Kedua fungsi tersebut dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunnya fungsi
tanah ini yang biasa disebut kerusakan tanah atau degradasi tanah. Hilangnya
fungsi tanah sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dapat terus menerus
diperbaharui dengan pemupukan, tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai tempat
berjangkarnya perakaran dan menyimpan air tanah tidak mudah diperbaharui karena
diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan tanah. Kerusakan air berupa
hilangnya atau mengeringnya sumber air dan menurunnya kualitas air. Hilang atau
mengeringnya sumber air berkaitan erat dengan erosi, sedangkan menurunnya
kualitas air dapat dikarenakan kandungan sedimen yang bersumber dari erosi atau
kandungan bahanbahan dari limbah industri/pertanian.
1.2.
Perumusan Masalah
a.
Apa definisi dari erosi?
b. Apa
dampak / akibat yang di timbulkan dari erosi ?
1.3.
Tujuan
a.
Menjelaskan definisi dari erosi
b. Menjelaskan
dampak apa saja yang ditimbulkan dari erosi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Erosi
Erosi adalah hilangnya atau
terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh
media alami ketempat lain. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur, baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk
menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan diendapkan
ditempat lain: didalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi dan sebagainya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di
kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata
guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan
dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan
baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian
biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi
alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena
struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur
akar tanaman pertanian yang lebih lemah. (Samrumi,
2009)
Tanah-tanah
di Indonesia tergolong peka terhadap erosi, karena terbentuk dari bahan-bahan
yang relatif mudah lapuk. Erosi yang terjadi akan memperburuk kondisi tanah
tersebut, dan menurunkan produktivitasnya. Tanah akan semakin peka terhadap
erosi, karena curah hujan di Indonesia umumnya tinggi, berkisar dari
1.500-3.000 mm atau lebih setiap tahunnya, dengan intensitas hujannya yang juga
tinggi. Di beberapa daerah Indonesia bagian Timur, hujan terjadi dalam periode
pendek dengan jumlah relatif kecil, namun intensitasnya tinggi, maka bahaya
erosi pada agroekosistem lahan kering besar dan tidak bisa diabaikan.
Sehubungan dengan tingginya jumlah dan intensitas curah hujan, terutama di
Indonesia bagian Barat. Bahkan di Indonesia bagian Timur pun yang tergolong
daerah beriklim kering,masih banyak terjadi proses erosi yang cukup tinggi,
yaitu di daerah-daerah yang memiliki hujan dengan intensitas tinggi, walaupun
jumlah hujan tahunan relatif rendah. (Samrumi,
2009)
2.2. Dampak / akibat yang
dimbulkan dari erosi
Dampak
dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari
erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai.
Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya
akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya
sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi
kelancaran jalur pelayaran. Erosi dipercepat dapat menimbulkan berbagai masalah
antara lain :
a. Hilangnya
lapisan tanah atas (top soil) sebagai media pertumbuhan dan resapan air.
b. Merosotnya
peroduktivitas tanah pada lahan yang tererosi, yang disertai dengan merosotnya
daya dukung serta kualitas lingkungan hidup.
c. Sungai,
waduk, dan saluran irigasi/drainase di daerah hilir menjadi dangkal, sehingga
daya guna dan basil guna berkurang.
d. Secara
tidak langsung mengakibatkan terjadinya banjir yang kronis pada setiap musim
penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.
e. Dapat
menghilangkan fungsi hidrologi tanah.
f. Terjadi
pemindahan tanah beserta senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya seperti
unsur-unsur hara, bahan-bahan organik serta sisa-sisa pestisida.
Erosi
juga dapat berpengaruh terhadap penurunan produksi tanah akibat :
a. Pemiskinan
tanah/hilangnya tanah lapisan atas.
b. Memburuknya
sifat fisik dan kimia tanah.
c. Berkurangnya
aktivitas biologi tanah.
d. Tertutupnya
tanah lapisan atas. Erosi mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah yang lebih
asam (pH rendah), terbentuknya lapisan dengan kandungan aluminium yang lebih
tinggi menurunkan kandungan bahan organik (C) dan nitrogen (N), unsur-unsur
hara lebih rendah, dan terbentuknya lapisan bawah yang lebih padat.
Dengan
terjadinya erosi ini maka menimbulkan pelumpuran sistem irigasi disamping
terjadinya pencemaran air dan berkurangnya kapasitas waduk. Erosi tanah dan
pelumpuran aliran sungai makin lama makin bertambah, salah satu penyebabnya
adalah penggundulan hutan di hulu sungai dan tofografi/kemiringan tanah. Selain
itu, proses erosi juga memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan dari proses
erosi ini dengan demikian harus kita lihat dari sudut pandang yang lebih luas
dan menyeluruh. Kita harus melihat bahwa erosi menguntungkan, karena tanpa
erosi maka sedimentasi tidak akan terjadi. Tanpa erosi, maka tak kan ada
sedimentasi, maka tidak akan ada lahan persawahan dataran rendah yang subur.
Tanpa erosi di darat, maka tak kan ada sedimentasi di pantai atau laut dalam,
maka tidak akan ada delta-delta atau endapan laut yang darinya kita mendapatkan
minyak dan gas bumi. Cara Penanggulangan Erosi Usaha untuk mencegah erosi di
lakukan dengan pengolahan pada tanah. Usaha ini sering disebut konservasi tanah
dan air. Untuk mengetahui cara konservasi tanah, sebelumnya harus mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan peranannya. Faktor
iklim, terutama curah hujan dapat menyebabkan erosi. Curah hujan yang tinggi
dengan intensitas yang lama sangat mendukung terjadinya erosi. Salah satu
contoh pengendalian faktor ini dapat dilakukan dengan membuat saluran air,
sehingga air hujan yang jatuh dapat diatur dan akan dimanfaatkan untuk
irigasi.
2.3 Program –
Program Konservasi
a)
Program Konservasi Di Dalam Kawasan
Tujuanya
utamanya adalah menciptakan suatu system pengelolahan kawasan konservasi yang
lebih evesien dan efektif sehingga dapat dirasakan manfaat adanya kawasan
konservasi ini oleh masyarakat luas baik langsung atau tdak langsung dan pada
akhirnya diharapkan kesadaran ekologis masyarakat dapat ditingkatkan sehingga
kehadiran kawasan konservasi dirasakan benar - benar merupakan suatu kebetulan
yang luas ada di dalam lingkungan .
b)
Program Konservasi Di Luar Kawasan
Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk tetap menjaga
kelestarian sumberdaya alam hayati.
c)
Program Pengembangan Wisata Alam
Penyelenggaraan
Program ini dilaksanakan dengan cara pengembangan Wisata dalam kawasan / di
luar kawasan konservasi bagi kepentingan rekreasi dan pariwisata secara alami
dalam rangka pendidikan dan mengikutsertakan masyarakat atas kegiatan
konservasi .
d)
Program
Pembinaan Cinta Alam
Pokok Kegiatan
yang dilaksanakan ialah peningkatan kesadaran masyarakat atas pentingnya upaya
konservasi sumberdaya alam .
e)
Program Monitoring Dampak Lingkungan
Penyelenggaran
Program ini adalah dalam bentuk pengawasan pembinaan dan bimbingan pengendalian di bidang lingkungan hidup
khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam , baik yang berada
di dalam kawasan konservasi maupun di luar kawasan konservasi termasuk
pemanfaatan setiap jenis sumberdaya alam .
f)
Program Pembinaan Dan Pengembangan Unsur Penunjang
Dalam
Pelaksanaannya diperlukan suatu sarana penunjang yang seimbang dan memadai ,
baik yang meliputi dukungan kesempurnaan peraturan perundangan ,maupun
organisasi dan manajemennya yang disertai dengan pengembangan personil ,
kelengkapan sarana dan fasilitas kerja .
2.4
Teknologi yang digunakan dalam konservasi tananh dan air
Konservasi tanah
diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang
sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad,
2000), dikatakan selanjutnya bahwa konservasi tanah tidaklah berarti penundaan
atau pelarangan pengunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis penggunaannya dengan
kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan, agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah
berhubungan erat dengan konservasi air.
Berdasarkan
pengamatan yang diperoleh dimana tehnik konservasi tanah dan air yang
digunakan Arboretum kamojang meliputi metoda vegetatif dan mekanik.
1)
Metode
vegetatif
Metode vegetatif
adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai
sarana konservasi tanah (Seloliman,
1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan
bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan
organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi
temperatur tanah.
Metode vegetatif
untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan
(cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai
permukaan tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi
pengikisan tanah oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997).Beberapa jenis
tanaman penutu tanah diantaranya : C. Pubescens, P. javanica, C. mucunoides,
Mucuna sp. A. hypogea, V unguiculata, dan G, max. Tanaman - tanaman
tersebut dapat di rotasikan atau tumpang gilir dengan tanaman pangan sperti padi
gogo, jagung, kacang dsb.
Penanaman rumput
kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat lain,
yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara
rapat, barisan maupun menurut kontur.
Syarat-syarat dari tanaman penutup
tanah, antara lain:
1. Dapat berkembang dan daunnya
banyak.
2. Tahan terhadap pangkasan.
3. Mudah diperbanyak dengan
menggunakan biji.
4. Mampu menekan tanaman
pengganggu.
5. Akarnya dapat mengikat tanah,
bukan merupakan saingan tanaman pokok.
6. Tahan terhadap penyakit dan
kekeringan.
7. Tidak berduri dan bersulur
yang membelit.
Tanaman yang terdapat di Arboretum
Kamojang
· Kirinyuh
· Eucaliptus
· Pinus
· Cyperus Rotundus
· Ageratum sp
· Kopi
· Jeruk
· Nangka
· Pisang
· Alpukat
· Beringin
· Damar
· Kemiri, dll.
1.
Pertanaman lorong (alley cropping)
adalah sistem
bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa
ditanam rapat (jarak 10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai
tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar.
Menerapkan pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah
dibandingkan membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4
tahun sejak tanaman pagar tumbuh akan terbentuk teras. Terbentukannya teras
secara alami dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.
2.
Sistem silvipastura
sebenarnya bentuk lain dari
tumpangsari, tetapi yang ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman
pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll. Ada
beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia antara lain (a) tanaman
pakan di hutan tanaman industri, (b) tanaman pakan di hutan sekunder, (c)
tanaman pohon-pohonan sebagai tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman pakan
sebagai pagar hidup.
3.
Pemberian mulsa
dimaksudkan untuk menutupi permukaan
tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik
pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan
organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah.
Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil
pangkasan tanaman pagar dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman
penutup tanah atau didatangkan dari luar lahan pertanian.
2)
Metode mekanik
Cara
mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan
sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya.
Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta
menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997).
Termasuk
dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan
tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang
diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit,
menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan
memberantas gulma (Arsyad, 1989).
Pengendalian
erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi
banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis
tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang
ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta
melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak
merusak.
Pengolahan
tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan,
pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur
dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur
tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga
dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah
menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang
memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu,
pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif
untuk konservasi ini.
Pembuatan
terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat
untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar
lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief,
1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi
panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran
permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi
berkurang.
Dalam
aplikasinya konservasi tanah dan air, metoda mekanik yang digunakan oleh
aboretum kamojang yaitu berupa pembuatan teras bangku.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam konservasi secara jelas dikemukakan bahwa
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan harus dilaksanakan secara
bertanggung jawab . Sebab lingkungan dengan segala komponen yang kita
manfaatkan pada hakekatnya adalah milik anak cucu kita.
Seperti telah dikemukakan dalam pengertian
konservasi dimuka bahwa ada perbedaan yang esensial untuk lingkungan fisik dan
biotik. Komponen fisik ditekankan pada penghematan dan upaya mencari sumberdaya
alam terbaharui. Sementara untuk komponen biotic atau living resources
dilaksanakan konservasi dengan tujuan :
·
Selalu menjaga proses ekologis yang utama atau
mendasar dan menjaga sistem penyangga kehidupan.
·
Melindungi dan mempertahankan keanekaragaman
benetik
·
Menjamin pemanfaatan yang lestari dari spesies
maupun ekosistemnya .
Apabila living resources dalam ekosistem ini dapat
dijaga kelestarianya , maka pemanfaatan sumberdaya alam mineral , baik yang dapat
diperbaharui maupun tidak , dapat pula dijamin keutuhannya. .
3.2. Saran
Sebaiknya
dalam pengelolaan lahan, kita harus lebih bijak menggunakan air dan tanah.
Sebab jika kedua sumber daya alam itu mengalami kerusakan kita sebagai manusia
akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan lahan yang baik untuk ditanami
tumbuhan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Hardjowigeno.
2003. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo, Jakarta.
Nasiah.
2000. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi Untuk Prioritas.
UGM. Yogyakarta.
Rahim,
S. E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan
Hidup. Bumi Aksara, Jakarta.
Samrumi. 2009. Pengertian dan Bentuk-bentuk Erosi. Jakarta
: Erlangga
Slamet, Julisuemirat, Kesehatan
Lingkungan. Jogjakarta. Gajah Mada University Prees, 2002
Soekidjo N. 2003. Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jaklarta. Rineka Citra.
http://samrumi.blogspot.
com/2009/01/ pengertian-dan-bentuk-bentuk-erosi.html
PERTANYAAN
1.
Uraikanlah
mengapa konservasi sumberdaya alam perlu dilakukan !
Jawab :
Karena apabila sumber daya alam
kita rusak, maka kita akan kesulitan dalam mencari lahan yang baik untuk
melakukan penanaman dan sulit untuk mempertahakan kehidupan kita.
2.
Uraikanlah
hubungan antara peningkatan jumlah penduduk dengan kualitas sumber daya alam!
Jawab :
Menurut
D. Duldjoeni (1986:92), semakin padat penduduk dan terjadi kelebihan penduduk
semakin pula terjadi over eksploitasi terhadap lingkungan alam pula terjadi
dengan akibat sumber daya alam menipis dan penduduk semakin miskin. Problema
kependudukan tentu memperparah kondisi lingkunganhidup. Jumlah penduduk yang
lebih besar sebagai modal dasar pembangunan adalah suatu realita dan menjadi
kesuitan terbesar, apabila dipandang dari sudut ekonomi. Akan tetapi kepadatan
dan pertumbuhan penduduk tidak dibarengi dengan pemerataan penduduk dan
peningkatan sumber daya manusia. Tentu akan menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan, dan pada akhirnya sumber daya alam akan sebagai beban dan akan
terkuras habis. Dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Kebutuhan akan
hidup lebih besar, maka sumber alam tertekan, misalnya keperluan akan air untuk
irigasi, air minum, rekreasi dan lain-lain akan menigkat, sedangkan debit air
dan kemampuan alam menahan air semakin kurang. Akibatnya menurut Gatot P.
Soemartono (1996:91) masalah yang timbul adalah bahwa kamiskinan dan
keterbelakangan penghayatan lingkungan hidup mendesak keprluan untuk mengelola
sumber daya alam secara tepat dan efektif sehingga kurang mengindahkan faktor
lingkungan hidup.
3.
Salah satu nilai yang terkandung di alam adalah
nilai ilmiah, yaitu karena alam merupakan sumber plasma mutfah. Jelaskan
mengapa plasma nutfah perlu dipertahankan !
Jawab :
Plasma Nutfah perlu
dipertahankan karena plasma nutfah merupakan sumber dari keanekaragaman
hewan dan tumbuhan di hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4.
Tuliskan kelebihan dan kekurangan konservasi secara
in-situ !
Jawab :
Memanfaatkan plasma nutfah dengan
in-situ memungkinkan karakterisasi dan evaluasi tanaman serta memudahkan
program persilangan melalui persendian bunga atau serbuk sari secara cepat.
Selain itu proses produksi secara klonal dapat mempertahankan kemasan genetic
materi. Namun demikian, metode koleksi ini rawan punah, trutama di
Negara-negara berkembang yang disebabkan oleh berbagai factor seperti hama
penyakit (baik dilapangan maupun penyimpanan), iklim yang ektrim, kebakaran
lahan, konflik social, serta perubahan pemanfaatan lahan yang tadinya untuk
koleksi plasma nutfah.
Pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan dengan cara
konvensional ataupun modern/bioteknologi. Kedua cara ini membutuhkan
tindakanyang cermat karena sudah barang tentu terdapat kelebihan dan
kekurangannya. Dhanutirto (1990) mengungkapkan bahwa kelebihan cara
konvensional adalah menggunakan lahan yang luas (aneka ragam plasma nutfah
dapat dilestarikan), sedang kekurangannya sulit memonitor dan kestabilan plasma
nutfah sulit dijamin. Lebih lanjut diungkapkan mengenai kelebihan cara modern
membutuhkan ruang yang sempit (karena dilakukan secara in vitro), mudah
memonitor, tenaga kerja tidak banyak, sedang kekurangannya adalah investasi
awal tinggi dan membutuhkan tenaga ahli yang berkualitas. Para ahli
mengungkapkan bahwa kedua cara ini tidak dapat dipisahkan, karena pada
pelaksanaanya akan saling menunjang. Sejauh ini metode konvensional sudah banyak berhasil dalam menyelamatkan
plasma nutfah yang tentunya sangat berguna bagi kelangsungan hidup mahluk hidup
di muka bumi ini.
5.
Uraikanlah
pada kondisi bagaimanakah konservasi secara ex-situ perlu dilakukan !
Jawab :
Konservari ex-situ, menghilangkan spesies
dari konteks ekologi lainnya, melindunginya dibawah kondisi semi terisolasi
dimana evolusi alami dan proses adaptasi dihentikan sementara atau diubah
dengan mengintroduksi specimen pada habitat yang tidak alami (buatan).
Pelestarian tanaman dengan cara memindah tempatkan dari
tempat asal tumbuhnya, dengan sendirinya tercermin ada unsur kesengajaan untuk
memelihara lebih intensif dengan cara mengurangi luas areal penanaman,
menggunakan tenaga kerja yang cukup, sarana yang memadai, atau bahkan menggunakan
bahan-bahan, alat-alat yang canggih seperti yang di peruntukkan pada kultur
teknik in vitro.
6.
Uraikanlah
perbedaan cagar alam dengan suaka margasatwa !
Jawab :
Cagar alam adalah tempat yang
dibuat oleh pemerintah untuk melindungan tumbuhan sedangkan suaka margasatwa
adalah perlindungan terhadap satwa atau hewan.
7.
Tuliskan
salah satu contoh kearifan local tentang konservasi alam yang ada di daerah
Anda ! Jelaskan mengapa kearifan local tersebut dikategorikan sebagai kegitan
konservasi tanah !
Jawab :
Yang ada pada daerah Sumatera
Utara yaitu Nyabuk Gunung.
Nyabuk
gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat teras sawah yang dibentuk
menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit sekitar
Sidikalang dan Sumbul. Cara
ini merupakan suatu bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut
garis kontur. Hal ini berbeda dengan yang banyak dilakukan di Dieng yang
bercocok tanam dengan membuat teras yang memotong kontur sehingga mempermudah
terjadinya longsor.
8.
Salah
satu zona buffer yang mampu mengurangi dampak bahaya banjir bagi kota Medan
adalah kawasan Sibolangit. Jelaskan apa hubungan keterpeliharaan hutan di
kawasan Sibolangit dengan bahaya banjir di Medan !
Jawab :
Karena daerah Sibolangit lebih
tinggi dibandingkan Medan. Jadi apabila turun hujan antara Sibolangit dengan
Medan, maka air yang turun akan tertahan dan teresap di daerah Sibolangit
diakibatkan keterpeliharaan hutan di Sibolangit.
9.
Uraikanlah
penggunaan pupuk Organik dengan konservasi pengawetan tanah !
Jawab :
Dengan
penggunaan pupuk organic, maka tanah akan dapat
gembur karena pada pupuk organic tidak ada kandunngan zat kimia sehingga
fauna tanah akan ada yang bertempat pada tanah tersebut. Dari hal ini, tanah
tidak akan tandus dan dapat ditanami oleh tanaman-tanaman. Sehingga lama
kelamaan, penyerapan air pada tanah tersebut pun lebih baik lagi.
10. Tuliskan fungsi utama jalur
hijau dan hutan kota yang ada pada wilayah perkotaan !
Jawab :
Acuan dan Kegunaan Pembangunan Kawasan
Hijau
Azas kelestarian dan tujuan manfaat
serbaguna, serta peranan fungsi jasa pepohonan, pada hakekatnya merupakan acuan
program dalam mewujudkan pembangunan kawasan hijau di seluruh kota-kota
di Indonesia. Ditinjau dari pernan fungsinya, kawasan hijau perkotaan dapat
memberikan jasa-jasanya, baik (a) secara tangibel dengan memberikan manfaat
ameliorasi iklim dan manfaat arsitektural, maupun (b) tak tangibel dengan
memberikan manfaat kesegaran, kesehatan dan keindahan. Dari potensi
fungsi-fungsi tersebut kawasan hijau perkotaan dapat memberikan kegunaan untuk:
a.
keindahan (estetika) wilayah perkotaan
b.
kesegaran lingkungan, kesejukan dan keredupan
c.
penghalau kecepatan angin, penyerap
dan penangkal polusi udara
d.
sebagai wahana rekreasi alam dan wisata
e.
sarana pendidikan, serta
f.
instrumen kelestarian tanah dan tata air, maupun
sumber dan habitat bagi hidupanliar.
0 comments: