BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut bumi. Tenaga eksogen
merupakan tenaga yang dapat merombak dan merubah bentuk muka bumi atau bentang
lahan yang telah ada. Perombakan muka bumi akibat tenaga eksogen dapat
disebabkan oleh proses pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan
batuan atau tanah. Proses perombakan atau perubahan muka bumi ini,
pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.
2. Tujuan
a). Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang tenaga eksogen dan apa saja yang
termasuk ke dalam tenaga eksogen serta mengapa peristiwa tersebut dapat
terjadi.
b.) Mampu
menjelaskan dan mendeskripsikan apa yang telah dipelajari dan dilihat mengenai
tenaga eksogen, sehingga kita benar-benar memahaminya.
c). Mempermudah
pemahaman karena disertai gambar.
3. Manfaat
Manfaat
dari penyusunan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui gambaran tentang
permukaan bumi ini, khususnya tenaga eksogen sebagai pembentuk muka bumi dai
luar. Selain itu, karena tenaga eksogen ini bersifat merusak bentuk-bentuk
permukaan bumi, sehingga kita harus mengetahui peristiwa apa saja yang akan
terjadi di bumi ini. Semuanya akan dibahas oleh makalah ini pada bab
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
TENAGA EKSOGEN (PELAPUKAN, EROSI, SEDIMENTASI)
A. TENAGA EKSOGEN
Eksogen, ialah tenaga yang
berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan
bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga
mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga
air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi,
denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk
hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk
permukaan bumi.
Di permukaan laut, bagian litosfer
yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan
pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di
permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme.
Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing
yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya
grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian
lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang
kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen
adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya
tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa
air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di
daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin
kecil akibat tiupan angin.
Secara umum tenaga eksogen berasal
dari 3 sumber, yaitu:
·
Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin
·
Air yaitu bisa berupa aliran air,
siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya
·
Organisme yaitu berupa jasad renik,
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengerusakan Bentuk Muka Bumi Oleh
Tenaga Eksogen Berupa Pelapukan, Pengikisan (Erosi) Dan Pengendapan.
1. PELAPUKAN
Pelapukan adalah penghancuran batuan
dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur
atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses
penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
1.
Sinar
matahari
2.
Air
3.
Gletser
4.
reaksi
kimiawi
5.
kegiatan
makhluk hidup (organisme)
Menurut proses terjadinya pelapukan
dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
v Pelapukan Fisis Atau Mekanik
Pelapukan
mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi
bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini
disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air
pada celah batu.
Penyebab
terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang
tinggi.
Peristiwa
ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun,
di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada
siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam
hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara
terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
2. Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air
membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan,
karena tekanan ini batu-batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini
terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi
kristal.
Jika air
tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan
mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan
pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
Pelapukan
organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan
danmanusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah,
serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang
dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat
bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar
tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh
zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan
menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman
mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui
aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan. Dibatu-batu karang
daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan dapat bersifat
mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar
tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya.
Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga kandungan garam mudah diserap oleh akar.
Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas
penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
v
Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi
yang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada
pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu
yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur (CACO3). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat
menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah
pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan
inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala
atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a.
Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina
dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat
hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di
pegunungan seribu.
b.
Gua dan sungai di dalam Tanah
Di
dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar
dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan. Jika
lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
c.
Stalaktit
adalah
kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur
yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur
yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan
dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua Jatijajar di Kebumen, Jawa
Tengah.
2.
EROSI
Erosi
seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan
erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang
bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi
dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu : Erosi air, Erosi gelombang laut
(abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi
Akibat gaya berat.
v Erosi Air
Erosi oleh air adalah erosi
yang di sebabkan oleh air atau air hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan
sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah
genangan air yang mengalir kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya
erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang
dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul.
Tahapan Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang
mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan
tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
1.
Erosi
percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
2.
Erosi
lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :
·
warna
air yang mengalir berwarna coklat
·
warna
air yang terkikis menjadi lebih pucat
·
kesuburan
tanah berkurang
3.
Erosi
alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya
alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air.
4.
Erosi
parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan
aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat
meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat
mengakibatkan :
1.
Tebing
sungai semakin dalam
2.
Lembah
semakin curam
3.
Pembentukan
gua
Pengikisan oleh air laut (abrasi)
Erosi oleh
air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang
terjadi secara terus – menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang
diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch
(takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang),
tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai.
Pada awalnya gelombang meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin
membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat
diterjang gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan
membentuk cliff dan wave cut playform.
Tanjung
adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang menjorok ke
arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang seling antara batuan
resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten akan dengan mudah
tererosi, sedangkan batuan yang resisten sulit untuk tererosi. Akibatnya, pada
batuan yang tidak resisten akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan pada
batuan yang resisten terbentuk tanjung yang menjorok ke laut.
·
Akibat
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
1.
Dinding
pantai yang curam
2.
Relung
( lekukan pada dinding tebing)
3.
Gua
pantai
4.
Batu
layar
5.
Cliff
6.
Notch
7.
Gua
di pantai
v Erosi Oleh Angin (Korasi)
Erosi oleh
angin adalah pengikisan yang disebabkan oleh
angin. Hembusan angin kencang
yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel
halus batuan di daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya
bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.
Pengikisan
oleh angin ( erosi angin biasanya terjadi di gurun ) dapat mengakibatkan :
Batu
jamur
v Erosi
oleh gletser
Merupakan
pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan.
Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim. Pada saat musim
semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Akkibatnya
lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi
gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok kelok.
v Erosi
Akibat Gaya Berat
Batuan
atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang
disebabkan oleh gaya berat .Erosi ini akan berlangsung sangat cepat
sehingga dapat menimbulkan bencana longsor.
3.
SEDIMENTASI ( PENGENDAPAN )
Sedimentasi
adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga
air atau angin .
Proses
sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya :
v Pengendapan
Air ( Akuatik)
a).
Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok – kelok yang terbentuk
karena adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai
bagian hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga
kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute
yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi
pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai
lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik
bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan
terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan
terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan
membentuk meander.
Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana
pengikisan dan Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan
yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan
terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
b).
Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut
maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen
oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan
tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan –
lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas
pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat:
1.
sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika
akan masuk laut atau danau.
2.
arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat.
3.
pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah
delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
c). Dataran banjir dan
tanggul alam
Apabila
terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi
banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,bahan bahan
yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya,
terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus
(kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi
dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul
alam.
B.
Pengendapan Air Laut ( Sedimen Marine)
a) Slip dan
Tombolo
Batuan hasil pengendapan oleh air
laut disebut sedimen marine.Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya
gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir,
spit, tombolo, dan penghalang pantai.Pesisir merupakan wilayah pengendapan di
sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi
material di pantai sangat berfariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca,
arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yang ada di
sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan tetap
mengangkut material material ke laut yang dalam. ketika material masuk ke laut
yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi
material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit.
Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit
terbentuk melewati teluk dan membentuk penghalang pantai (barrier beach).
Apabila di sekitar spit terdapat
pulam, biasanya spit akhirnya tersambung dengan daratan, sehingga membentuk
tombolo.
C. Pengendapan Angin (Sedimen
Aeolis)
Sedimen hasil pengendapan oleh angin
disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat
berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai
maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup
banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di
suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut
gumuk pasir/sand dune.
Sand Dune (Bukit Pasir)
v Pengendapan oleh gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh
gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil Pengendapan oleh gletser
adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi
tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan
atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lemah.
Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
Dampak positif tenaga eksogen antara
lain:
1.
Memunculkan
habitat.
2.
Memperluas
daratan di bumi.
3.
Memperdekat
barang tambang ke permukaan bumi.
4.
Meskipun
begitu tenaga eksogen juga mempunyai dampak negatif yang bisa merugikan
manusia.
Dampak negatif tenaga eksogen
tersebut antara lain:
1. Kesuburan tanah bisa berkurang
(dampak dari erosi).
2.
Hasil-hasil
erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan
pendangkalan dasar sungai.
3.
4.
Abrasi
dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam
Usaha penanggulangan dampak negatif
tenaga eksogen:
1.
Merehabilitasi
hutan yang telah rusak dan melakukan reboisasi pada lahan yang telah gundul,
karena hutannya telah habis terbakar.
2.
Membuat
teras-teras pada lereng yang miring
3.
Pengerukan
di muara-muara
4.
Penanaman
pohon bakau
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Eksogen,
ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak
permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen
juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari
tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan,
erosi, denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang
terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah
bentuk permukaan bumi.
2.
Saran
Seharusnya
kita sebagai calon pendidik haruslah banyak mengetahui tentang tenaga eksogan,
penyebaba erjadinya dan dampaknya bagi kehidupan manusia, agar sebagai
mahasiswa kita mampu memberikan materi yang baik terhadap anak didik kita
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
4.
Diktat
Bahan Kuliah Geologi Dasar ( Drs Nahor Simanugkalit )
5.
Diktat
Bahan Kuliah Geomorfologi Dasar ( Drs Aldrin Siallagan )
0 comments: